Selasa, 07 Januari 2014

MENGENAL ALAM GHAIB DENGAN NALAR, TANPA MISTIK DAN HOKUS-POKUS

REALITA DALAM 1 PARAGRAF
Alam nyata ini terdiri dari: ruang 3 dimensi, waktu dan materi atau energi (materi setara dengan energi secara E=mc2). Itu adalah batas-batas persepsi manusia secara umum terhadap realita dunia ini. Untuk materi, atom-atom dianggap materi terkecil di pendidikan sains dasar. Untuk tingkatan lebih lanjut (fisika quantum) ilmuwan sudah sepakat mendefinisikan penyusun atom-atom sebagai quark. Lebih jauh lagi, quark dicurigai hanya sebagai pusaran-pusaran gelombang elektromagnetik (standing wave). Hanya getaran. Untuk yang terakhir ini, masih diteliti dan belum semua ilmuwan sepakat.

ALAM GHAIB
Ghaib itu tidak terlihat, non-material, maya. Titik!
 
Matematika itu ghaib. Hukum-hukum dan aturan ghaib. Data dan informasi ghaib. Internet juga ghaib! Buku, CD, hardisk, modem, dll. hanya media; sebagai wadah dan sarana fisik untuk barang-barang ghaib yang dihasilkan oleh akal manusia tadi. Akal yang ghaib juga! Entitas ghaib ini bisa berpindah-pindah media dan digandakan tanpa mempengaruhi esensi aslinya. Karya seni dan teknologi adalah hasil dari perpaduan akal dan materi. Sama seperti otak, hanya perangkat fisik untuk mengkoneksi akal manusia yang ghaib dengan dunia materi.

Dengan model materi sebagai getaran (elektromagnetik maupun mekanik), maka akan ada banyak spektrum. Yaitu range frekuensi yang mempunyai sifat sejenis. Misalnya; untuk frekuensi 400~789 THz, persepsi manusia di-tune untuk menerimanya sebagai sinar berwarna-warni; 3~300 THz terasa sebagai panas; 20Hz-20kHz terdengar sebagai berbagai nada suara, dst. Dan sampai saat ini frekuensi di atas 300 EHz, atau panjang gelombang lebih kecil dari Planck length (1.616199{97}×10−35 meter) tidak mungkin terdeteksi, karena tidak dapat "dirasakan" oleh materi. Atau bisa dibilang di luar batas spektrum realita materi. Alam ghaib!
(NB: seandainya suatu saat terdeteksi pun, masih ada frekuensi yang lebih tinggi, sampai tak terbatas)

ALAM MANUSIA
Manusia 1/2 ghaib, 1/2 nyata. Kinerja otak dipengaruhi oleh akal ghaib manusia, dan juga dipengaruhi secara hormonal dari materi-materi yang bersifat rendah. Pikiran hormonal bekerja melalui zat-zat yang terkandung dalam darah, dan respon atas indra-indra fisik. Segala bentuk emosi (nafsu) adalah pikiran hormonal yang rendah. Dan pikiran yang jernih adalah kinerja dari akal yang tidak terpengaruh emosi.

Setan ghaib. Setan bukan individu. Setan adalah simbol untuk suatu sifat (properties) kejelekan. Pikiran jelek adalah pikiran yang mengandung setan. Setan bisa "berkembang biak" dengan cara menulari pikiran lain. Pikiran hormonal (sarat emosi) lebih gampang tertular setan. Buah pikir jelek yang menjadi faham dan mempunyai pengaruh luas, itulah yang disebut setan besar. Setan besar bisa mempunyai organisasi, asset, dan pasukan yang terdiri orang-orang penganut faham itu. Secara individual setan bisa berupa manusia maupun jin.

ALAM JIN
Jin ghaib bagi manusia. Tapi manusia tidak ghaib bagi jin. Jin bisa melihat dan menampakkan diri ke realitas dunia manusia. Realitas alam jin hanya berbeda "spektrum material"nya dengan alam manusia, dalam panjang gelombang lebih kecil dari yang dapat terdeteksi. Mungkin selisih beberapa oktaf. Tempat dan waktunya bisa overlap. Saat menampakkan diri, frekuensi tinggi bisa dimodulasi dengan frekuensi lebih rendah. Secara logika, hal ini memungkinkan jika frekuesi realitas dunia jin lebih tinggi. Tetapi realita (alam) berfrekuensi rendah tidak bisa masuk ke alam berfrekuensi lebih tinggi. Mirip dengan modulasi gelombang AM pada radio. Frekuensi suara bisa dibawa/dibentuk oleh frekuensi gelombang radio, tapi frekuensi suara tidak bisa membawa/membentuk frekuensi gelombang radio.

ALAM LAIN-LAIN
Dengan analogi yang sama, sangat memungkinan keberadaan alam-alam lain dengan spektrum yang lebih tinggi, yang mempunyai kendali terhadap spektrum-spektrum di bawahnya. Elemen-elemen pembatasnya juga bisa jadi lebih dari sekedar ruang, waktu dan materi (5 dimensi). Seperti ingatan misalnya; sebagai komponen akal, ingatan tidak terlalu terikat dimensi waktu dan tempat. Ingatan bisa bergerak mundur dan berpindah-pindah ke tempat lain. Realita akal, persepsi, dan kehidupan, sangat mungkin melibatkan dimensi yang jauh lebih kompleks. Teori superstring saat ini mendefinisikan sampai 10 dimensi. Dan itu bukan satu-satunya teori yang diterima secara luas.

Jadi... cuma begitu sebenarnya. Nggak usah mikir aneh-aneh. Nggak perlu kemenyan. :-)
___
mbah-Ismu, Jakarta, 2014-01-07
-

Senin, 10 Agustus 2009

Musim sakit (mirip) Flu. Ini Obatnya

Sejak sekitar sebulan kemaren, banyak teman2, sodara2, tetangga2 yang mengeluh sakit. Mbah juga dapet jatah. Rasanya mirip kena flu super duper berat. Ada demamnya, ada sakit ototnya, ada sakit tenggrokan, batuk2 & pilek. Masa demamnya juga agak lebih lama dari biasanya. Gejalanya demamnya mirip dengan typhus (pernah kena typus 2x pas kuliah), tapi nggak pake sakit perut. Kalau typhus perut sakit banget, pake diare juga. Batukanya mirip typhus lama yang kambuh lagi. Tapi panasnya nggak nyampai 40C seperti typus. Pola penularannya juga beda, tanpa persentuhan, hanya lewat udara.

Tenggorokan sakit kayak panas dalam kelas berat. Biasanya dokter bilang radang tenggorokan. Padahal radang tenggorokan sebenarnya adalah suatu kondisi akibat suatu penyakit (infeksi, dll), bukan penyebab. Kayaknya ingus dari pilek yang menyebabkan batuk & radang tenggorokan. Begitu pilek berhenti, batuk & sakit tenggorokan berhenti juga.

Minggu pertama badan sakit semua. Mbah pikir hanya gejala flu atau panas dalam. Coba minum obat panas dalam & vit C 1000mg. Sambil nunggu sembuh sendiri. Soalnya biasanya flu sembuh sendiri maksimal 10 hari. Diobati atau tidak. Antibodi bisa beresin sendiri. Cuman kalo nggak diobati harus tahan aja sama "penderitaan"nya. Lumayan sih, buat latihan "mind over body"... heuheuhehe...

Tapi ternyata udah lewat 2 minggu nggak ilang2. Tapi nggak ke dokter dulu, karena emang mbah lebih suka yang natural. Biasanya kalo sakit, pertama kali cari2 info dulu ttg penyakitnya dari sumber2 yg valid. Terus coba ubah kebiasaan dulu, apa yang kira2 bikin sakit. Kalo nggak berhasil, pengobatan luar (pijit, kerik, dll). Kalo masih gagal juga, cari2 pengobatan alami. Kalo udah kepepet baru ke dokter.

Nah... penyakit yang ini, kemaren beres di tahap pengobatan alami. Obatnya enak lagi. Mbah cuman cari2 di dapur... nemu jahe. Obok2 kulkas nemu madu. Ya udah, jahe dikupas. Gebukin dikit sampe memar. Trus direbus. Anget2 campur madu, diminum. Tidur. Hari berikutnya udah terasa mending. Tapi kayaknya ramuannya kurang sip. Selain jahe, mbah tambahin kencur & kunyit. Obok2 kulkas lagi, nemu belimbing wuluh, cemplungin juga. Pokoknya kayak gayanya Panoramix bikin ramuan buat Asterix... heuheuhehe. Komposisi terakhir nggak pake belimbing wuluh lagi, tapi jeruk nipis. Kayaknya pas, manjur:

  • Madu, 1~2 sendok makan. Obat macam2 penyakit (QS: An-Nahl: 68-69).

  • Jahe (zingiber officinale), 2 jempol kaki. Bermanfaat menghangatkan badan, mengatasi demam.

  • Kencur (kaempferia galanga), 1 jempol tangan. Melancarkan peredaran darah, menambah vitalitas, mengatasi batuk.

  • Kunyit (curcuma domestica), 1 jari tengah. Anti-bakteri, anti-radang.

  • Kayu manis (cinnamomun burmannii), 1 jari kelingking. Mengobati sakit kepala & sinus, biar enak juga rasanya.

  • Jeruk nipis (citrus aurantifolia), termasuk kulitnya. Intuisi aja, lagian nggak ketemu peresannya... heuheuhe.

  • Garam dapur (natrium klorida), dikit aja. Biar ramuan mudah diserap tubuh.

Madunya jangan ikut direbus. Campurin aja kalo mo diminum. Minumnya pagi & malem. Biasanya pas udara dingin gini batuknya lagi meriah. Mbah minumnya sambil rokokan, yang ini bukan resep, jangan ditiru. Resep ini terus dicoba orang2 sekitar mbah. Sip, enak, mengurangi penderitaan & batuk, cepet membaik. Kalo udah membaik sebaiknya tetep dilanjutin sampe 1 minggu. Kalo nggak, kadang batuknya balik lagi.

Tapi... info ini subjektif banget, dari pengalaman pribadi. Provided as is without warranty. Tapi karena bahannya gampang, cuman bumbu dapur, nggak ada salahnya dicoba. Nggak ada resiko kayak obat2an kimia. Dan yang penting: DOA, karena obat, apapun bentuknya, hanya sarana. Yang nyembuhin "Yang Di Atas".

Somoga cepat sembuh..... ;-)

___
mbah_ismu, Jakarta, 2009-08-10
-

Jumat, 31 Juli 2009

Penggerak Manusia

Saat melihat hiruk-pikuk aktivitas orang-orang, pernahkan terpikir "Ngapain aja sih mereka? Apa sih maunya?". Ada berbagai kegiatan mulai dari ongkang-ongkang, bekerja, mengemis, mencuri, makan, tidur, berdagang, berpolitik, ngebom, perang, FBan, de-el-el. Berbagai aktivitas antar manusia memunculkan berbagai kesepakatan. Kesepakatan-kesepakatan umum kemudian lama-lama menjadi etika, tren, budaya, pola pikir, aturan, hukum dan berbagai konsekuensinya. Kemudian orang-orang beraktivitas dalam ikatan etika, budaya, aturan, hukum dan pola pikir itu. Dan begitu seterusnya... menjadi sebuah endless cycle.

Pernahkah selanjutnya terpikir "Ngapain sih aku?", "Ngapain sih binatang ini begitu?", "Ngapain sih pohon ini tumbuhnya begini?", "Ngapain sih cuaca ini?", "Ngapain sih bumi ini?", "NGAPAIN AJA SIH ALAM INI?"... Well, kayaknya kejauhan ya?! Ok, kembali ke urusan manusia aja... Ngapain aja sih KITA? Apa tujuan kita begini-begitu? Apa motifnya? Nah... kayaknya mulai ada satu titik terang nih: motif. Nampaknya ini yang menjadi titik tolak berbagai kegiatan kita. Entah apa motifnya. Bisa batik atau kotak-kotak... heuheuhehe....

Motif... terus apa motif binatang begini-begitu? Apa motif pohon? Apa motif batu? (Batu???) Apa motif cuaca? Apa motif alam ini bergerak-gerak? Wah... kayaknya menuju ke titik gelap lagi nih... ke tahi lalat! heuheuhehe....

Serius dong mbah!!!
Oke-oke, serius... Kayaknya kita harus petakan dulu. Di mana sih letaknya motif? Di insting, keputusan akal, atau dorongan perasaan? Apakah binatang punya akal? Punya insting? Pohon punya perasaan? Batu? Air? Angin? Udara? Hmmm... Coba kita lihat primbon suci:

  • "Dan Rabbmu mewahyukan (mengilhamkan) kepada lebah: 'Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu).' ...(dst.)" (QS 16: An-Nahl: 68-69). Makhluk-makhluk lain nampaknya bergerak berdasarkan wahyu / ilham secara langsung.


  • Lha, untuk golongan batu, air, angin? "Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: 'Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa'. Keduanya menjawab: 'Kami datang dengan suka hati'. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya....(dst.)". (QS 41: Fushilat: 11-12)


  • Kalau manusia gimana? "maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya". (QS 91: Asy-Syams: 8-10).


Well... kayaknya manusia memang kasus khusus. Manusia masih diberi kesempatan / pilihan untuk menyucikan atau mengotori jiwanya. Mungkin ini sisi "kekhalifahan" manusia, mandat, otonomi. Boleh memilih ilham-ilham mana yang perlu dibuang, atau akan disimpan jiwa untuk dimaterialisasikan, drealisasikan. Untuk itu diperlukan akal. Keputusan akal ini yang dipertanggungjawabkan. Anak-anak yang masih "kurang akal", orang gila yang "hilang akal", atau orang pikun yang "akalnya sudah lemah", dapat discount khusus. Dis-count, tidak dihitung. (cek: Dongeng Pikiran)


Begitukah?
Secara gampangya begitu. Meskipun kalo dibahas lebih jauh nggak sesederhana itu (cek: Pertanyaan Besar). "Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhmahfuz)." (QS 6: Al-An'aam: 59). Tapi bottom line-nya udah mulai kelihatan. Motif, niat, yang diilhamkan kepada jiwa harus dipilah-pilah. Karena yang kita materialisasikan, kita realisasikan, baik atau buruk akan berbalik sesuai niatnya. Meskipun realisasi / hasilnya mungkin beda, sejak masih baru niat, bersitan pikiran, ide, whatever namanya, harus difilter yang sip-sip. Dengan begitu endless cycle yang terjadi dalam semua aktivitas manusia, sampai menjadi pola pikir, budaya, aturan, bisnis, hukum maupun politik bergerak membaik.

Dibahas lebih jauh dong!!!
Ntar aja! Atau tanya yang lain sono. Mbah juga blom katam, kurang ngerti. "Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: 'Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.'" (QS 20: Thaha: 114)

_
mbah_ismu, Jakarta, 2009-07-31, malam Jum'at